WARTAASIA, POHUWATO – Tingginya aktivitas tambang ilegal di kawasan Hutan Gunung Potabo, Kabupaten Pohuwato, membuat Noldi, seorang pemerhati lingkungan, angkat bicara. Di tengah kekhawatiran akan ancaman bencana banjir yang dapat melanda desa-desa sekitar, Noldi mendesak pihak Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), Polda, dan Korem Gorontalo untuk segera menindak tegas dan menangkap alat berat jenis excavator yang digunakan dalam aktivitas pertambangan liar di wilayah tersebut. Senin (28/20/2024).
Menurut Noldi, kerusakan lingkungan akibat aktivitas tambang liar di Hutan Potabo dapat menyebabkan banjir yang berpotensi menggenangi pemukiman dan merusak infrastruktur, termasuk jembatan. Ia menyebutkan bahwa penggunaan alat berat seperti excavator dalam aktivitas penambangan tanpa izin inilah yang menjadi salah satu penyebab utama potensi banjir.
“Alat berat yang digunakan untuk menggali tambang liar tanpa izin di kawasan hutan Potabo adalah yang paling bertanggung jawab atas ancaman banjir ini,” ujar Noldi. Dari pantauannya, ia menyaksikan banyak excavator beroperasi secara sembarangan tanpa mempertimbangkan dampak buruk terhadap lingkungan.
Noldi mendesak agar penegakan hukum segera dilakukan oleh Kapolres Pohuwato dan pihak-pihak terkait. “Kami tidak mempermasalahkan tambang rakyat jika tanpa excavator, tetapi jika menggunakan alat berat, pasir endapan akan semakin menumpuk dan menyumbat aliran sungai kecil, yang akhirnya dapat menyebabkan sungai meluap dan mengakibatkan banjir,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa seharusnya pihak penegak hukum segera menertibkan aktivitas alat berat. Noldi merasa heran bahwa meski alat-alat berat sudah beberapa hari beroperasi, belum ada tindakan nyata dari aparat hukum. “Tidak mungkin mereka tidak tahu adanya aktivitas excavator di tambang liar ini,” ujarnya.
Mengakhiri pernyataannya, Noldi berharap agar aparat penegak hukum segera turun langsung ke lokasi dan melakukan razia untuk menghentikan aktivitas ilegal ini.
(**)